Pengertian Dan Tahapan Dalam Teori Difusi Inovasi – merupakan sebuah teori mengenai ide baru yang menyebar pada kebudayaan. Selain itu, teori ini pun menjabarkan mengenai penyebaran dari ide baru tersebut kepada public. Dengan mengetahui teori ini, kamu akan lebih memahami makna dari difusi inovasi. Selain itu, kamu pun akan mengetahui tahapan-tahapan dalam pengambilan sebuah keputusan inovasi.

Dalam pengertian teori difusi kamu bisa melihatnya dari dua sisi. Dimana sisi pertama menurut kamus besar bahasa indonesia atau KBBI. Sementara sisi kedua yaitu menurut Roger, Untuk lebih jelasnya, simak  informasi dibawah ini!

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Teori ini terdiri dari dua makna. Dimana yang pertama berasal dari kata difusi yang memiliki arti perembesan atau penyebaran pada suatu kebudayaan, ide dari berbagai pihak, dan teknologi. Kata kedua berasal dari inovasi yang memiliki makna pengenalan atau suatu masukan yang baru.

Bisa disebut juga dengan pembaruan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa teori difusi inovasi menurut kamus besar bahasa indonesia merupakan sebuah penyebaran ide baru yang masuk dalam suatu kebudayaan.

Baca juga : 5 Contoh Ekonomi Kreatif

Menurut Rogers

Menurut Rogers, teori ini merupakan sebuah proses mengkomunikasikan suatu ide baru. Hal ini tentunya dengan sudut pang secara subjektif. Selain itu, teori ini memiliki empat elemen diantaranya adalah teori inovasi individu, teori proses keputusan inovasi, teori atribut yang dirasakan, teori tingkat dan adopsi.

Cara Pengambilan Keputusan Inovasi

Setelah memahami apa itu teori difusi inovasi, maka sebaiknya kamu pun mengetahui tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan inovasi. Sehingga ketika kamu memutuskan untuk membuat suatu inovasi, hal tersebut dapat diperkirakan dan disiapkan dengan matang. Inilah beberapa tahapan tersebut!

1. Knowledge

Tahapan pertama ini dikenal dengan Knowledge atau pengetahuan. Jadi ketika informasi diserap dan melahirkan suatu ide baru . Hal ini perlu dikomunikasikan kepada seseorang  dengan tujuan inovasi tersebut diketahui dan dipahami.

 Pasalnya, ketika seseorang sudah memahami betul inovasi yang akan dibuat. Secara tidak langsung ia akan lebih mudah memiliki kesadaran atas keberadaan inovasi kegunaan, dan pengetahuan yang mendasari fungsi inovasi tersebut.

2. Persuasion

Tahap kedua dikenal dengan tahap persuasi. Seseorang akan lebih menyadari inovasi yang dibuat sehingga dapat  mengambil keputusan. Apakah akan melanjutkan inovasi tersebut atau mengirimnya. Selain itu, tahapan ini pun membuat seseorang menggali informasi lebih dalam mengenai inovasi yang akan dibuatnya.

Baik mengenai untung dan rugi. Sehingga menimbulkan sikap baik maupun sikap buruk pada inovasi tersebut. Pada tahap ini ada beberapa karakteristik yang dicari yaitu compatibility, complexity, observability , dan trialability,

3. Decision

Selain dikenal dengan tahap decision, dikenal pula dengan tahap keputusan. Dimana seseorang dapat memutuskan untuk menolak atau bahkan menerima inovasi tersebut. Dalam tahapan ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seseorang dalam mengambil keputusan.

Diantaranya adalah kebutuhan atau perasaan, norma yang berlaku dalam sistem sosial, praktik sebelumnya, dan keinovatifan itu sendiri.  Tentu faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil keputusan nantinya.

4. Implementation

Tahapan pelaksanaan atau implementation membuat seseorang memilih untuk mengadopsi suatu inovasi. Sehingga, ia akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Jika seseorang telah menerapkannya dalam kehidupan maka orang tersebut dikenal dengan sebutan adopter dari inovasi.

Jika pada beberapa tahap sebelumnya lebih cenderung ke hal berpikir maupun memutuskan. Maka agak berbeda dengan pada tahapan ini. Dimana pada tahapan ini seseorang akan lebih mengalami perubahan kepada tingkah laku.

5. Confirmation

Pada  tahapan konfirmasi atau dikenal dengan confirmation, seseorang akan melakukan evaluasi dan memperkuat sebuah keputusan yang diambil. Apakah memang akan diteruskan atau memang diakhiri saja.  Pada tahapan ini seseorang pun akan melakukan data atau informasi  pendukung.

Sehingga keputusan yang diambil tepat. Namun, jika pada akhirnya seseorang memutuskan untuk tidak mengambil inovasinya. Maka bisa jadi hal ini karena ada perasaan tidak puas individu terhadap inovasi yang telah dibuatnya. Bisa juga karena telah menemukan inovasi yang lebih baik dibanding inovasi tersebut.